Audioslave (2002), Audioslave
Credit Pic By Pinterest
Released: November 19,2002
Recorded: May 2001-June 2002
Studio: Cello Studios, Hollywood California; Royaltone Studios, Burbank, California; Studio Litho, Seattle, Washington; Studio K, Seattle, Washington. Akademie Mathematique of Philosophical Sound Research, Los Angeles, California.
Genre: Hard Rock, Alternative Rock
Length: 65:26
Label: Epic, Interscope
Producer: Audioslave, Rick Rubin.
Setahun sudah sejak kepergian Chris Cornell, saya belum menemukan
penggantinya dan mungkin tidak akan pernah. Jujur saya mengenal Cornell karena album ini, terkesima
dengan vokal yang berkharisma, power,
dan lengkingan Rock luar biasa.
Karena Cornell, saya baru mendengar Soundgarden, band yang hilang pada
generasi saya, karena sempat bubar. Dan entah kenapa saya mengenal Cornell pada Audioslave, Supergroup band yang ketiga anggotanya sangat kita
kenal; Tom Morello, Brad Wilk, dan Tim Commerford dari Rage
Against The Machine (RATM).
Awalnya RATM bimbang yang baru
ditinggal Zack de la Rocha, Sang
Vokalis sekaligus Aktivis. Rick Rubin, produser pada album ini, menyarankan
untuk menghubungi Cornell. Cornell yang baru proses untuk album
solo yang kedua, diundang ke studio dan memainkan single dari Soundgarden
“Slaves & Bulldozers”. Morello terkesima mendengar suara Cornell yang melengking ala Rock tapi masih bisa terdengar Soft. Dengan bergabungnya Cornell, kuartet ini membuat lagu hampir
21 lagu sampai akhir May 2001.
“Cochise” adalah single jagoan pada album ini, Morello berhasil membuat Riff-Riff
yang cocok untuk Cornell. Desain stone rock yang sempurna dengan Bass dan Line Drum yang Powerful.
Morello memang Gitaris yang super eksentrik, identik dengan
riff-riff ghetto rap pada album-album
RATM; Riff-Riff gitar yang Explosive,
Hip Hop, Wah-wah, dan Guitar Dj-ing.
Tapi semua sangat berbeda di Album ini, semua dicocokkan dengan kharakteristik Cornell. Entah kenapa Cochise seperti mendengarkan Led Zeppelin tapi dengan Nuansa Metal.
“Like a Stone”, sangat slow rock, menurut saya Morello berhasil membuat komposisi gitar yang soft, Reverb, dan dinamis.
Melody Riff-riff wah-wah yang epic dan diselingi dengan gitar akustik, sangat
membuat saya takjub untuk gitaris hip
metal seperti Morello.
“Show me How to Live”, masih mengandalkan kemampuan lengkingan Cornell dan riff-riff Rock ala Led
Zeppelin dan Black Sabbath.
Menurut saya, lagu ini menonjol kedua setelah Cochise, saya sering memutarnya
pada perjalanan jauh dengan mobil dan tidak pernah merasa bosan. Nuansa classic rock memang terasa, tapi masih
dengan sound metal yang nendang.
“I am the Highway”, single slow rock yang nuansanya masih sama
dengan Like a Stone, menjual pasar
dan ngepop. “What you are”, agak terdengar seperti alternative rock atau post-grunge
dengan Fuzz teratur pada Reff. "Gasoline", masih mengandalkan rhytm
rock 70’an yang sama dengan "Cochise"
dan "Show me How to Live", Riff-riff flange dengan wah-wah ala
Morello. “Set it off”, terdengar seperti RATM “calm like a bomb” tapi tidak diisi dengan rap. “Getaway car” lebih
Cornell mode on, tidak terdengar riff seperti RATM sekalipun.
Critical
Reception
Rolling
Stones: 3 of 5 Stars
NME :
4/10
Metacritic
: 62/100
My Version
: 7/10
Memang banyak yang negative review terhadap album
ini, tapi menurut pandangan saya bahwa album ini nggak jelek-jelek amat atau dalam bahasanya kerennya “Supergroup Experiment”. Wajar kalau
banyak pemikiran yang berbeda dari setiap “kepala” anggota Supergroup, tapi
album ini menunjukkan Trio RATM dapat bekerja sama dengan vokalis non rap style. Hal ini menunjukkan
Morello dkk. Mempunyai kualitas musik yang mumpuni, walaupun tidak harus
membuat musik hingar bingar Politics Hip
Metal. Album ini harus saya ingat selamanya, dimana sebuah supergroup
berhasil membuat karya yang out of the
box, walaupun banyak lagu yang sama dan monoton dari segi riff musik.

Comments
Post a Comment